Ingin Dicintai Allah dan Rasul-Nya? Simak Kiat-Kiatnya

SUNGGUH BERUNTUNG seorang hamba yang memiliki sifat sehingga ia dicintai Allah Subhanahu wa Taala dan Rasulullah Shollahu Alaihi Wassalam. Sifat dan akhlak tersebut perlu diperjuangkan agar mendapatkan kebahagiaan hakiki lantaran mendapatkan cinta yang sejati. Berikut kiat-kiatnya.

Sedikitnya ada dua perilaku yang patut diperjuangkan seorang hamba agar dapat memperoleh kenikmatan tersebut. Hal ini mengemuka dalam pengajian rutin Majelis JIM Basmol yang digelar pada Ahad (30/10/2022) malam.

Ustadz HA Hawasyi Isa L.c bilang, terdapat seorang sahabat yang memperoleh predikat dicintai oleh Allah Taala dan Nabi Muhammad SAW. “Nama aslinya yaitu Mundzir Bin Harits Al Bisri, tapi lebih kenal dengan panggilan Asyaj Abdul Qoys Radiyallahu An,” ujar pimpinan Majelis JIM Basmol tersebut.

Dalam hadist Kitab Adabul Mufrod nomor 584 tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda langsung kepada Asyaj RA tentang dua akhlak sehingga ia dicintai Allah Taala. Mendengar hal tersebut, Mundzir Bin Harist RA pun langsung memuji Allah Taala yang telah memberikan karunia-Nya sehingga mendapatkan cinta-Nya.

1. Al Hilm
Akhlak pertama yang dimiliki Asyaj RA yakni, al hilm yang berarti murah hati atawa lemah lembut. Sahabat yang satu ini populer dengan sifat yang mampu menguasai diri akan amarah.

Bahkan diriwayatkan julukan beliau yang berarti orang yang terluka menandakan betapa dirinya kokoh akan sifat al hilm. “Al hilm juga merupakan akhlak yang berarti menunda (mengganti) kezoliman diri dengan kebaikan,” ujar Ustadz Hawasyi.

Ia bilang, kendati berat, sifat al hilm perlu diperjuangkan agar cita-cita untuk mendapatkan cinta Allah Taala dan Rasul-Nya dapat terwujud. Potensi perbuatan maksiat yang kerap menggoda harus bisa ditahan dan dialihkan dengan amalan-amalan yang diridhoi Allah SWT.

2. Al Haya
Sifat kedua yang menjadi wasilah hadirnya benih cinta dari Sang Khalik yaitu Al Haya alias rasa malu. Rasa malu merupakan perbuatan terpuji atau akhlaqul karimah yang sering diingatkan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

Dalam hadist lain juga dikatakan, rasa malu merupakan sebagian dari iman. Akhlak atau kiat kedua untuk mendapat cinta sejati ini juga berfadilah untuk mengangkat derajat yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Taala.

Allah Taala jika mengasihi seorang hamba, maka Dia akan mengaruniakan rasa malu. Lewat sifat itu, langkahnya untuk melakukan perbuatan durjana menjadi terhalang, dan ia pun terdorong untuk melakukan kewajiban yang diberikan.

Demikian juga sebaliknya, jika Sang Khalik murka dan hendak menghukum seorang hamba, maka Dia akan mengangkat rasa malunya. Alhasil, dengan ketiadaan rasa malu tersebut, hamba yang dimaksud akan mudah meninggalkan kewajiban sekaligus gampang dalam melakukan maksiat. Naudzubillah min dzalik.

Ustadz Hawasyi menambahkan, rasa malu juga merupakan pesan kenabian yang disampaikan para nabi terdahulu. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Apabila kamu tidak ada rasa malu, maka lakukanlah apa yang kamu inginkan.”

 

Leave a Comment

× Hubungi Kami